Minggu, 31 Maret 2013

Periode Filsafat Scholastik Kristen


Periode Filsafat Scholastik Kristen
Periode Scholastik Kristen dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
-          Masa Scholastik awal ( 9-12 M )
-          Masa Scholastik keemasan ( 1200-1300 M)
-          Masa Scholastik terakhir ( 1300-1450 M)

1.            Masa Scholastik Awal ( Abad 9-12 M)

Masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan setelah terjadi kemerosotan. Pemikiran filsafat pada masa sebelumnya yang disebabkan kuatnya dominasi golongan Gereja.
Pada saat ini muncul ilmu pengetahuan yang dikembangkan disekolah-sekolah. Pada mulanya Scholastik timbul pertama kalinya di Biara Italia Selatan dan akhirnya berpengaruh ke daerah-daerah lain. Pada sekolah-sekolah saat itu diterapkan kurikulum ajaran yang meliputi studi duniawi atau artes liberals meliputi : tata bahasa, retorika, dialektika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik. Pada masa ini persoalan pemikitan yang paling menonjol ialah hubungan antara rasio dengan wahyu (agama).
Menurut Anselmus (1033-1109 M) mengatakan rasio dapat digunakan dalam keagamaan. Itu tidak berarti bahwa rasio saja dapat mencapai kebenaran agama seluruhnya. Malahan agama atau kepercayaan dapat menolong rasio, sehingga dengan kepercayaan, orang akan mempunyai pengertian lebih jelas. Mengenai hubungan antara rasio dengan agama dirumuskannya dengan “Credo ut in telligam” ( saya percaya supaya mengerti).
Adapun maksudnya adalah bahwa orang yang mempunyai kepercayaan agma akan lebih mengerti segala sesuatunya: Tuhan, manusia dan dunia. Jadi baginya agamalah yang diutamakan dalam filsafatnya, tapi ia tidak mengingkari kemampuan rasio.
Soal yang kedua mengenai universalia. Universalia ialah penfertian umum seperti kemanusiaan, kebaikan, keindahan, dan sebagainya. Yang dipersoalkan adalah universalia itu terdapat pada hal/barangnya sendiri ataukah hanya sekedar nama buatan pikiran belaka yang tidak riil pada barang atau bendanya?

Terhadap persolan ini ada tiga pendapat :

a.       Ultra Realisme
Berpendapat, bahwa universalia adalah perkara-perkara atau esensi yang benar-benar ada, lepas dari penggambaran dalam pikiran. Dengan kata lain universalia mempunyai nilai objektif lepas dari subyek yang menggambarkannya. Misalnya kemanusiaan memang merupakan sesuatu yang riil. Manusia-manusia individual hanya merupakan kasus spesifik dari yang umum itu. Tokoh terkenal yang menganut realism ialah Gulielmus dari Champeaux (1007-1120 M).
b.      Nominalisme
Berpendapat, Universalia hanyalah nama atau bunyi saja (flatus voice) dan tidak ada dalam realitas. Jadi Universalia tidak mempunyai nilai obyektif pada bendanya tetapi hanyalah merupakan penggambaran dalam pikiran manusia. Tokoh terkenal dalam aliran ini ialah Rossoellinus dari Compiegne (1050-1120 M)
c.       Moderato Realisme
Berpendapat, tengah-tengah antara dua aliran tersebut sebagai berikut : Universalia yang nyata tidak ada pada dirinya sendiri. Yang ada hanyalah ide tentang universalia yang ada pada pikiran manusia. Tetapi gambaran atau ide ini ada dasarnya yang obyektif, artinya ada di luar pikiran yaitu pada kemiripan yang nyata dari satuan-satuan sesuatu golongan. Tokoh-tokoh aliran ini ialah Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Thomas Aquino dan Petrus Abaelardus (1079-1180 M).

Sedikit tentang Peter Abaelardus (1079_1180).

Ia dilahirkan di Le Pallet, Perancis, Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam, sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli piker dan pejabat gereja. Ia termasuk orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantic, sekaligus sebagai rasionalistik, artinya perananakal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus didahului akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Berbeda dengan Anselmus, yang mengatkan bahwa berpikir harus sejalan dengan iman, Abaelardus memberikan alas an bahwa berpikir itu berada di luar iman ( di luar kepercayaan). Karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai dengan metoda dialektika yangtanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi itu iman hamper kehilangan tempat. Ia mencontohkan, seperti ajaran Trinitas juga berdasarkan pada bukti-bukti, termasuk bukti dalam wahyu Tuhan.

2.     Masa Scholastik Keemasan ( 1200-1300 M)

Pada masa Scholastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya Kristiani. Tetapi sejak pertengahan abad ke 12 karya-karya non Kristiani mulai muncul dan filosuf Islam mulai berpengaruh.
Dan pada masa ini merupakan kejayaan Scholastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 M, dan masa ini disebut juga masa berbunga, karena bersamaan dengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan. Secara umum ada beberapa factor yang menjadikan masa Scholastik mencapai keemasan, yaitu :

a.       Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12, sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b.      Tahun 1200 M didirikan Universitas Almamater di Perancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebgai awal (embrio) berdirinya Universitas di Paris di Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lainnya.
c.       Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian di mana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti : Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.

Usaha Mengkristenkan Ajaran Aristoteles
Pada mulanya hanya sebagian ahli pikir yang membawa dan meneruskan ajaran Aristoteles, akan tetapi upaya ini mendapatkan perlawanan dari Augustinus. Hal ini dikarenakan, adanya suatu anggapan bahwa ajaran Aristoteles yang mulai dikenal pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh ahli pikir Arab (Islam). Hal ini dianggap sangat membahayakan ajaran Kristen. Keadaan yang demikian ini bertolak belakang bahwa ajaran Aristoteles masih diajarkan di fakultas-fakultas bahkan dianggapnya sebagai pelajaran yang penting dan harus dipelajari. Untuk menghindari adanya pencemaran tersebut di atas (dari ahli piker Arab atau Islam) maka Albertus Magnus dan Thomas Aquinas sengaja menghilangkan unsure-unsur atau selipan dari Ibnu Rusyd, dengan menerjemahkan langsung dari bahasa latinnya. Juga, bagian-bagian ajaran Aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Kristen, diganti dengan teori-teori baru yang bersumber pada ajaran Aristoteles dan diselaraskan dengan ajaran Kristen. Langkah terakhir, dari ajaran Aristoteles yang telah diselaraskan dengan ajaran ilmiah ( suatu sintesa antara kepercayaan dan akal ).
Upaya Thomas Aquinas ini sangat berhasil dengan terbitnya sebuah buku Summa Theologiae dan sekaligus merupakan bukti bahwa ajaran Aristoteles telah mendapatkan kemenangan dan sangat mempengaruhi seluruh perkembangan skolastik.
Tokoh yang paling terkenal pada masa ini adalah Albertus Magnus dan Thomas Aquinas.

Albertus Magnus (1203-1280 M)

Ia lahir dengan nama Albertus von Bollstadt yang juga dikenal sebagai doctor universalis dan doctor magnus, kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the Great). Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di universitas Padua ia belajar artes liberals, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
Terakhir ia diangkat sebagai uskup agung. Pola pemikirannya meniru Ibnu Rusyd dalam menulis tentang Aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.

Thomas Aquinas (1225-1274 M)
Ia lahir di Roccasecca, Italia pada tahun 1225 dari keluarga bangsawan, baik bapaknya maupun ibunya. Pada masa mudanya dia hidup bersama pamannya yang menjadi pemimpin ordo di Monte Cassino. Ia berada di sana pada tahun 1230-1239 M. Pada tahun 1239-1244 M ia belajar di Universitas Napoli, tahun 1245-1248 M di Universitas Paris di bawah bimbingan Albertus Magnus. Sampai tahun 1252 M ia dan Albertus tetap berada di Cologne. Tahun 1252 M ia kembali belajar di universitasParis pada Fakultas Teologi. Tahun 1256 M ia diberi ijazah (licentia Docendi) dalam bidang teologi, dan ia mengajar di sana sampai tahun 1259 M. Tahun1269 – 1272 M ia kembali ke Universitas Paris untuk menyusun tantangan terhadap ajaran Ibnu Rusyd. Sejak tahun 1272 M ia mulai mengajar di Universitas Napoli. Ia meninggal pada tahun 1274 M di Lyons. Tidak dapat dibantah bahwa Thomas Aquinas adalah tokoh terpenting kala itu pada jaman Skolastik. Ia berjasa dalam memadukan secara orisinil pemikiran Augustinus dengan filsafat Aristoteles. Lewat sebuah ensiklik (surat edaran dari kepausan). Ajaran Thomas Aquinas dinyatakan sebagai dasar bagi filsafat kristiani dan wajib diajarkan pada semua sekolah filsafat dan teologi Katolik.
Menurut Thomas, iman dan akal budi tidak mungkin bertentangan karena keduanya berasal dari Allah. Maka baik teologi maupun filsafat pada akhirnya akan sampai pada kebenaran hakiki yang sama. Hanya saja keduanya menggunakan metode yang berbeda. Filsafat memulai penyelidikannya dari benda-benda ciptaan (dalam kawasan yang alamiah), dan dari sinilah dapat mencapai Allah. Sementara teologi justru sudah menerima Allah sebagai asal dan fundamen untuk penyelidikannya atas benda-benda alamiah. Maka, teologi memerlukan wahyu Allah.

Dengan beriman, ia dapat mencapai pengetahuan adikodrati yang disampaikan wahyu kepadanya (misalnya pengetahuan tentang misteri trinitas, inkarnasi, sakramen). Semua pengetahuan ini memang berada di luar batas-batas akal budi, namun sama sekali tidak boleh dikatakan bahwa pengetahuan itu bersifat irasional atau bertentangan dengan prinsip-prinsip akal budi, melainkan jauh melampaui dan mengatasinya. Dengan kata lain, semua pengetahuan yang berasal dari wahyu bersifat metarasional (meta, Yunani: sesudah, di atas).


3.     Scholastik Akhir (1300-1450 M)
Masa scholastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filasafati sehingga menyebabkan stagnasi (kemadegan) pemikiran filsafat Scholastik Kristen.
Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolaous Cusanus (1401-1404 M). dari pemikiran filsafatnya ia membedakan tiga macam pengenalan yang kurang sempurna sifatnya. Rasio ini membentuk konsep-konsep atas dasar pengenalan inderawi dan aktifitasnya sama sekali dikuasai oleh prinsipnon-kontradiksi. Tetapi pengenalan rasional tidak melebihi dugaan saja. Dengan rasio hanya secara kasar mencapai realitas. Tetapi di samping pengenalanrasional masih ada jenis pengenalan lain, yaitu intuisi. Dengan intuisi manusia dapat mencapai yang tak terhingga, obyek tertinggi filsafat, di mana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Intuisi tidak dapat diekspresikan dengan bahasa rasional dan sebagai pengganti sebaiknya digunakan ibarat dan symbol.
Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Allah melampaui semua perlawanan yang dijumpai pada taraf keberadaan yang berhingga.
Semua makhluk berhingga berasal dari Allah Pencipta, dan segalanya akan kembali pula kepada pencipta-Nya. Di sini filsafat Nicolaus bercorak Teologis, yang memadaipemikiran filsafat abad pertengahan. Akan tetapi keaktifannya dalam ilmu pengetahuan eksperimental sudah menunjukkan diri sebagai modern. Oleh karena itu Nicolaus Cusanus dapat dipandang sebagai mata rantai yang menghubungkan dengan abad modern.
Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewat indera, akal, dan intuisi. Dengan indera kita akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indera. Dalam intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi. Hanya dengan intuisi inilah kita akan dapat mempersatukan apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan. Manusia seharusnya menyadari akan keterbatasan akal, sehingga banyak hal yang seharusnya dapat diketahui. Oleh karena keterbatasan akal tersebut, maka hanya sedikit saja yang dapat diketahui oleh akal. Dengan intuisi inilah diharapkan akan sampai pada kenyataan, yaitu suatu tempat di mana segala sesuatu bentuknya menjadi larut, yaitu Tuhan.
Pemikiran Nicolaus ini sebagai upaya mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan, yang dibuat ke suatu sintesa yang lebih luas. Sintesa ini mengarah ke masa depan, dan pemikirannya ini tersirat suatu pemikiran humanis.

THE REGULAR VERB

THE REGULAR VERB
No
Invinitife
Past Tense
Past Participle
Meaning
1
abase
abased
abased
menghilangkan
2
abash
abashed
abashed
memalukan
3
abate
abated
abated
berkurang
4
absorb
absorbed
absorbed
menyerap
5
abuse
abused
abused
mencaci-maki
6
ban
banned
banned
banned
7
betray
betrayed
betrayed
mengkhianati
8
blame
blamed
blamed
menyalakan
9
believe
believed
believed
percaya
10
boycott
boycotted
boycotted
memboikot
11
change
changed
changed
mengubah
12
close
closed
closed
menutup
13
chew
chewed
chewed
mengunyah
14
claim
claimed
claimed
menuntut
15
close
closed
closed
menutup
16
damage
damaged
damaged
merusakan
17
dance
danced
danced
berdansa
18
delete
deleted
deleted
menghapuskan
19
disturb
disturbed
disturbed
mengganggu
20
develop
developed
developed
memperkembangkan
21
earn
earned
earned
memperoleh
22
enjoy
enjoyed
enjoyed
menikmati
23
erase
erased
erased
menghapus
24
escape
escaped
escaped
meloloskan diri
25
explain
explained
explained
menerangkan
26
face
faced
faced
menghadapi
27
filter
filtered
filtered
menyaring, merembes
28
fix
fixed
fixed
memperbaiki
29
free
freed
freed
membebaskan
30
fry
fried
fried
menggoreng
31
gaze
gazed
gazed
memandang
32
glow
glowed
glowed
memancarkan cahaya
33
guide
guided
guided
menuntun, memimpin
34
handle
handled
handled
menangani
35
haze
hazed
hazed
memperlonco
36
help
helped
helped
membantu
37
hesitate
hesitated
hesitated
ragu-ragu
38
hijack
hijacked
hijacked
membajak (pesawat udara)
39
ignore
ignored
ignored
mengabaikan
40
imagine
imagined
imagined
menghayalkan
41
import
imported
imported
mengimpor
42
improve
improved
improved
memperbaiki
43
insist
insisted
insisted
bersikeras; meminta dengan keras
44
jog
jogged
jogged
menyetakan; berlari pelan-pelan
45
jumble
jumbled
jumbled
mencampurbaurkan
46
jump
jumped
jumped
meloncat (i)
47
kick
kicked
kicked
menyepak
48
kidnap
kidnaped
kidnaped
menculik
49
kill
kiiled
killed
membunuh
50
kiss
kissed
kissed
mencium
51
knock
knocked
knocked
mengetuk
52
label
labeled
labeled
memberi etiket
53
land
landed
landed
mendarat (kan)
54
launch
launched
launched
meluncurkan
55
listen
listened
listened
mendengarkan
56
look
lokked
looked
melihat
57
mail
mailed
mailed
mengeposkan
58
maintain
maintained
maintained
mempertahan (kan); memelihara (kesehatan diri sendiri)
59
manage
managed
managed
mengurus
60
memorize
memorized
memorized
menghafalkan
61
mix
mixed
mixed
mencampurkan
62
nap
napped
napped
tidur sebentar (di siang hari)
63
naglect
naglected
naglected
lalai; melalaikan
64
notify
notified
notified
memberitahukan
65
number
numbered
numbered
menomori
66
obey
obeyed
obeyed
mematuhi
67
observe
observed
observed
mengamati; meninjau
68
occur
occurred
occurred
terjadi
69
offer
offered
offered
menyakiti hati
70
open
opened
opened
membuka
71
paint
painted
painted
melukis; mengecat
72
panic
panicked
panicked
membuat panik; menjadi panik
73
perform
performed
performed
melakukan; memainkan
74
photocopy
photocopied
photocopied
membuat foto copy
75
print
printed
printed
mencetak
76
quake
quaked
quaked
bergoncang (bumi)
77
qualify
qualified
qualified
memberi sifat; memenuhi syarat
78
question
questioned
questioned
menanya (i)
79
quiz
quizzed
quizzed
menguji siswa
80
quote
quoted
quoted
mengutip
81
refresh
refreshed
refreshed
menyegarkan
82
repair
repaired
repaired
memperbaiki
83
reply
replied
replied
menjawab
84
report
reported
reported
melaporkan
85
review
reviewed
reviewed
meninjau lagi (pelajaran)
86
sail
sailed
sailed
berlayar
87
satisfy
satisfied
satisfied
memuaskan
88
ship
shipped
shipped
mengamalkan
89
smoke
smoked
smoked
merokok
90
stop
stopped
stopped
berhenti; menghentikan
91
talk
talked
talked
berbicara
92
telephone
telephoned
telephoned
menelepon
93
televise
televised
televised
menyiarkan melalui televisi
94
thin
thinned
thinned
memperjarang; mengencarkan
95
tie
tied
tied
mengikat
96
underline
underlined
underlined
menggaris-bawahi
97
update
updated
updated
memperbaharui
98
urge
urged
urged
mendorong; mendesak
99
urinate
urinated
urinated
berkemih
100
use
used
used
memakai
101
vend
vended
vended
menjajah; menjual keliling
102
ventilate
ventilated
ventilated
menukar udara kamar
103
veto
vetoed
visited
mengunjungi; berkunjung
104
vie
vied
vied
berlomba-lomba; bersaing
105
visit
visited
visited
mengunjungi; berkunjung
106
wait
waited
waited
menunggu
107
walk
walked
walked
berjalan
108
wash
wased
washed
mencuci
109
watch
watched
watched
menonton
110
whip
whipped
whipped
mencambuk
111
X-ray
X-rayed
X-rayed
memotret dengan sinar X
112
yawn
yawned
yawned
menguap (berkuap karena ngantuk)
113
yell
yelled
yelled
berteriak; memekik
114
yield
yielded
yielded
menyerah
115
zigzag
zigzagged
zigzagged
berbelok-belok; berliku-liku
116
zip
zipped
zipped
menutup resleting (tozip up)
117
zipper
zippered
zippered
menutup resleting
118
zoom
zoomed
zoomed
menanjak (bisnis; biaya hidup)